Seorang sahabat bertanya bagaimana memulai usaha baju anak? Pertanyaan yang standar dan klasik, serta nyaris tipikal seperti itu. Jawaban otomatis saya pun tak kalah klasiknya: “Yah… seperti kalau anda mau buka warung makan atau warung sembako”.
Proses selanjutnya tentu saja masih ada kelanjutannya. Apabila anda belum mempunyai tempat usaha, silakan anda mencari lokasi usaha yang cukup strategis. Apabila anda sudah mempunyai kios atau tempat usaha, anda harus berjuang agar kiosnya bisa maju dan berkembang dengan baik.
Lalu bagaimana cara berbisnis selanjutnya? “Nanti anda akan ketemu sendiri jawabannya…”. “Lho kok bisa ketemu sendiri itu bagaimana?” Terus bagaimana nanti apabila jualannya tidak laku dan kemudian mengalami kerugian? Gubraakkkss… Apabila kios atau toko saja belum dipunyai, akan tetapi anda sudah merasa takut bila tidak laku dagangannya, dapat dipastikan anda malah tidak jadi mendirikan usaha bisnis atau membuka toko.
Kalimat dalam tanda petik di atas, yaitu “ketemu sendiri” dapat diartikan sebagai berikut: Apabila anda telah telanjur mempunyai sebuah toko, secara otomatis anda pasti ingin berjuang sekuat tenaga. Berjuang dan berusaha untuk mengendalikan setiap kendala bisnis yang dialami.
Seringkali saya akan mengajukan pertanyaan seperti ini: “Apakah anda berniat untuk mencintai usaha bisnis dan siap lahir batin 100% untuk menekuni usaha bisnis?”. Apabila jawaban anda “YA”, maka jawaban anda tersebut merupakan modal gratis untuk menuju proses “ketemu sendiri”.
Ketika ingin menentukan jenis usaha yang ingin digeluti itu seperti memilih calon pasangan hidup. Sudah selayaknya anda menyayangi usaha bisnis identik dengan menyayangi pasangan hidup.
Pasti anda akan berjuang habis-habisan, segala bentuk usaha akan anda lakukan. Segala ikhtiar untuk menjaga pasangan hidup, mempertahankan eksistensinya, menyelamatkan keharmonisan, mengusahakan segala upaya untuk kesembuhan kala menderita sakit, mengupayakan strategi sebagai jalan terobosan ketika terpuruk, serta kemudian bangkit kembali di saat tersandung problem bisnis.
Diperlukan antusiasme, passion atau gairah, spirit kewirausahaan, tenaga dan energi extra. Apabila hal-hal tersrbut diukur, akan diperoleh hasil yang sering tidak masuk akal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Semangat tersebut hanya dimiliki orang yang sedang kasmaran alias jatuh cinta. Oleh karena itu, silakan kasmaran atau jatuh cinta di bidang bisnis yang akan dipilih.
Seorang sahabat yang masih menjalani profesi karyawan ingin membuka usaha bisnis jualan baju anak branded. Ia berujar: “Nanti istriku yang akan mengelola bisnis tersebut”. Istrinya langsung memotong ucapan tersebut dengan berteriak: “Aku nggak mau mengelola bisnis. Aku tidak dapat berdagang. Aku nggak punya talenta dagang”. Inilah salah satu problem yang sering dijumpai bagaimana memulai usaha baju anak.
Bagaimana memulai usaha baju anak dengan gampang ?
Anda mesti memahami, bahwa mengelola usaha bisnis atau berdagang itu tidak mempunyai kaitan dengan talenta atau bakat. Mengelola usaha bisnis itu sebuah ketrampilan yang bisa dipelajari, kemudian dipraktekan dengan tekun. Diperlukan latihan mengelola usaha bisnis yang berkelanjutan. Yang penting anda memenuhi syarat, yakni anda harus siap sedia untuk belajar ilmu megelola bisnis dengan hati yang gembira.
Pilihan menjalankan usaha bisnis identik dengan kebebasan. Terkadang saya membayangkan sebuah kebebasan, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Ternyata itu tidak mungkin. Perlu dicatat, bahwa kebebasan yang dimaksudkan di sini bukan kebebasan absolut tanpa batas. Kebebasan apapun di dalam dunia ini, maka pastinya masih ada di sana beberapa komitmen dan integritas yang mesti dijalani.
Komitmen terhadap diri sendiri, keluarga, famili, tetangga, teman, alam sekitar, terlebih terhadap Tuhan, dan terhadap siapa saya berinteraksi. Kebebasan dimaksud hanya dimungkinkan pada prosedur pencapaian yang lazim digunakan, teknik dan strategi, sistematika atau mekanismenya, atau yang biasa disebut dengan proses. Dengan berproses itulah anda bisa menikmati dan mensyukuri setiap langkah menuju kesuksesan.
Ketika dengan kebebasan saya, kemudian saya memilih untuk melakukan sesuatu esok hari, maka saya harus memegang komitmen, bahwa apapun akan saya lakukan demi suksesnya esok hari itu. Saya bebas memilih cara dan prosesnya, tetapi saya menjadi tidak bebas untuk tidak melakukan apa-apa. Termasuk jika komitmen itu menuntut untuk bekerja sampai larut malam. Saya menjalani kerja lembur dengan gembira. Karena kerja lembur tersebut merupakan ekspresi kebebasan saya. Saya bebas menjalani kerja lembur kapan saja, pastinya ketika saya memang harus bekerja lembur.
Saya juga merasa bebas dan berani untuk belajar seluk beluk berbagai platform media sosial seperti Facebook dan Instagram. Saya bisa belajar kapan saja dan bila diperlukan saya siap belajar 15 jam nonstop, karena saya memerlukan sosial media sebagai media bagaimana memulai usaha baju anak.
Apabila anda sudah bertekad dan berniat untuk membuka usaha bisnis, anda harus segera melakukan tindakan konkret, yaitu dengan melakukan aksi nyata. Impian dan cita-cita mulia anda jangan dibiarkan begitu saja. Hindari hanya wacana keinginan berbisnis saja. Anda tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi anda harus memulai untuk menjadi hebat. Salam wirausaha Indonesia