Inilah panduan cara menghitung balik modal atas investasi bisnis yang akan anda lakukan untuk mendirikan usaha bisnis. Analisis dan evaluasi balik modal ini perlu disiapkan dengan baik. Hal ini bermanfaat agar investasi yang akan anda lakukan bisa tumbuh kembang sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah pertama cara menghitung balik modal investasi. Lakukan analisis kelayakan usaha bisnis untuk perhitungan awal. Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran besar, apakah usaha bisnis yang ingin anda jalani akan memberikan keuntungan atau tidak. Dengan menggunakan instrumen analisis kelayakan usaha, anda bisa memprediksi seberapa banyak keuntungan yang akan diperoleh secara rutin.
Dari hasil analisis keayakan usaha, anda juga dapat memperkirakan berapa lama modal kerja yang diinvestasikan di dalam suatu usaha bisnis akan kembali. Di dalam ilmu investasi keuangan biasa disebut dengan Return On Investment (ROI).
Pada alinea berikut ini akan diuraikan beberapa istilah dan elemen-elemen yang membentuk sebuah Analisis Kelayakan Usaha secara sederhana. Analisis kelayakan usaha merupakan cara menghitung balik modal investasi.
Besaran dana Investasi.
Lakukan sebuah analisis kelayakan usaha secara sederhana. Hal ini biasa dimulai dengan uraian atau deskripsi singkat tentang besarnya nilai Investasi atau Modal yang akan ditanamkan di usaha bisnis.
Perlu digarisbawahi, bahwa anda jangan menyamakan dana investasi dengan biaya usaha bisnis. Dana Investasi merupakan dana yang hanya anda keluarkan sekali saja. Dana Invstasi tidak berhubungan langsung dengan biaya kegiatan rutin usaha bisnis.
Contoh dana Investasi : pembelian lahan tanah untuk usaha bisnis. Pembangunan properti Gedung Kantor. Pembelian untuk mesin produksi dan peralatan industri. Biaya pengurusan perijinan dan legalitas atas pendirian usaha bisnis. Pembelian Kendaraan Bermotor, dan sebagainya.
Membuat asumsi Penjualan.
Berhubung usaha bisnis belum dimulai, maka untuk perhitungan target Penjualan digunakan ‘asumsi’. Pada poin asumsi inilah, anda perlu riset mengukur potensi besar kecilnya daya serap pasar terhadap produk anda.
Hasil dari riset pasar yang dilakukan, saatnya anda membuat kalkulasi yang dipakai untuk asumsi Penjualan.
Contoh asumsi Penjualan : dalam 1 hari anda bisa menjual sebanyak 10 buah produk barang X. Sedangkan harga jual produk barang X adalah Rp 20.000,- per buah. Dalam satu bulan dihitung sebanyak 25 hari kerja.
Dengan demikian, asumsi angka Penjualan per Bulan adalah : 10 buah produk barang x Harga Jual Rp 20.000,- x 25 hari = Rp 5.000.000,-
Menghitung komponen semua Biaya.
Biaya adalah sejumlah tertentu dana uang yang harus dikeluarkan secara rutin dan periodik selama anda menjalankan usaha bisnis. Biaya usaha terdiri dari Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost).
Biaya Tetap merupakan biaya yang dibayarkan perusahaan secara rutin, serta dengan nilai yang tetap.
Biaya Tetap ini selalu dibayarkan dalam kondisi apapun, bahkan pada saat perusahaan tidak menghasilkan Penjualan.
Contoh biaya Tetap : biaya gaji Karyawan, biaya telepon dan internet, biaya listrik PLN, biaya air minum PAM, biaya sewa tempat usaha apabila tempat usaha yang dipakai masih menyewa, dan sebagainya.
Biaya Tidak Tetap merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan secara rutin. Akan tetapi nilai Biaya Tidak Tetap tergantung pada besar kecilnya perputaran usaha bisnis dalam wujud Penjualan yang dihasilkan perusahaan.
Contoh biaya Tidak Tetap : Pembelian Bahan Baku untuk produksi, Pembelian Bahan Pembantu. Biaya packing kemasan. Komisi Penjualan Salesman. Biaya pengiriman barang kepada konsumen. Serta biaya sejenis lainnya. Pada dasarnya, biaya Tidak Tetap akan menjadi besar berbanding lurus dengan meningkatnya Penjualan yang dihasilan perusahaan. Sebaliknya biaya tidak tetap akan menurun apabila angka Penjualan juga turun.
Setelah mengklasifikasikan semua unsur Analisis kelayakan Usaha, anda mesti membuat tabulasi untuk evaluasi. Tabulasi dengan unsur jumlah total dana Investasi tersebut di atas. Kemudian unsur jumlah total dari asumsi Penjualan. Terakhir tabulasi dari unsur jumlah total semua Biaya.
Langkah anda berikutnya, hitung dengan cermat perhitungan jumlah Penjualan, dikurangi jumlah Biaya. Apabila hasil perhitungan anda Positif disebut LABA. Apabila perhitungan hasilnya Negatif disebut RUGI.
Sedangkan cara menghitung balik modal Investasi bisnis dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Jumlah total Investasi dibagi dengan LABA = yy kali
Misalkan : nilai yy tersebut adalah 24, maka dapat diartikan jangka waktu balik Modal adalah 24 bulan.
Kesimpulan utama dalam cara menghitung balik modal Investasi bisnis adalah “pembuatan Analisis kelayakan Usaha, yang dibuat berdasarkan pada riset potensi pasar yang kelak bakal dijalani”
Cara menghitung balik modal investasi bisnis seperti uraian di atas telah dipraktekkan oleh toko online baju anak branded Stok Jogja ketika ingin mendirikan usaha bisnis. Riset potensi pasar baju anak branded dapat diukur dari antusiasme konsumen yang tercatat di media sosial Instagram dan Facebook Stok Jogja.